Ada Enny Arrow, Mayanlah

0



/Oce E Satria


"Jika Kau Bukan Anak Raja, Juga Bukan Anak Ulama Besar, Menulislah..." [Imam Al-Ghazali]


pengunjungBLOG


SENANG ngeblog. Sejak 2008. Di samping menulis artikel sendiri (dengan macam-macam topik), belasan blog saya isi dengan  beragam artikel, sebagian dari status di Facebook atau cuitan di Twitter. Niatnya, mudah-mudahan bermanfaat kalau dibaca. Mayan, ada cicilan tabungan pahala. 

Tapi benarkah ratusan tulisan yang saya tulis di blog itu dibaca orang? 

Saya tiap hari mengecek statitik blog yang disediakan Google. Rata-rata salah satu blog tiap hari ada 500 sampai 600 pengunjung blog, Sebagian lain mendapat klik ribuan sampaik 20 ribuan. Bahkan ada yang satu hari cuma didatangi sepuluhan pengunjung.  Entah mereka baca atau enggak, tak bisa dipastikan. mungkin tersesat ketika mencari sesuatu dengan keyword, dan terdampar di blog saya. 

Kemarin di status WA saya taruh link artikel berjudul "Dahsyatnya Menyebut Nama Anak dalam Doa". Dilihat oleh 18 mata. Barusan saya cek statistik blog, pas, pengunjung artikel itu 19. Saya tidak tahu, apakah yang liat status WA lantas lanjut membuka link dan lanjut membaca artikelnya. 

Seorang teman menulis di kolom chat, "Bagus artikelnya, Oce. Thanks ya.."

Iya.

MinatBACA


Sebuah survey yang dilakukan Lentera Pustaka Bogor terhadap pelajar  beberapa waktu lalu mendapatkan hasil yang kurang mengenakkan: Survei membuktikan, 74% anak menjawab tidak pernah membaca buku, 20% ragu-ragu, dan 6% sudah terbiasa membaca buku.

Survey itu menyimpulkan, salah satu penyebabnya adalah Gawai dan gemerlap era digital,kian menjauhkan anak-anak dari buku bacaan.




Anak-anak era sekarang, apalagi setelah menjadi duta besar berkuasa penuh atas gadget yang dibelikan ayah dan ibun mereka, lebih tertarik menonton daripada membaca. Terutama nonton Youtube. Atau main game. 

Di kalangan generasi senior mereka sebenarnya keadaannya hampir sama. Malas baca. Ini bisa dibuktikan dengan kemalasan orang membuka link berita dan lebih suka mencomot judul untuk dikomentari. Menulis panjang di facebook pun kalau tak punya style yang yahud plus nama tenar, juga tak dibaca. Fesbuker lebih doyan membaca status-status pendek. Saya cenderung lebih suka membaca fesbuker yang rajin menulis panjang. Kalu menarik, biasanya saya izin mencomot dan memuat ulang di blog pribadi. Itung-itung nyebar kebaikan. 

Beruntunglah anak-anak dan remaja Zaman Pra InstaStory. Anak-anak dulu masih beruntung, mereka punya Bobo, Kawanku, Lima Sekawan, Lupus, Aneka Yess, Anita Cemerlang. Mereka akrab dengan novel-novel Abdullah Harahap, Eddy D Iskandar, Mira W, atau yanag agak ke sini ada Laskar Pelangi, Negeri 5 Menara, dan buku-buku Tere Liye.

Lumayan ada minat baca. Mungkin kalau bukunya Enny Arrow boleh masuk kriteria, minat baca anak zaman dulu luar biasa kalau begitu!

Sekarang, kita gak tau, apa kecenderungan milenial ini. 


netizenVsPORTAL


Oh ya, mengenai media mainstream (portal berita) sebenarnya mengalami apa yang disebut dengan "Dibenci tapi dicari" "Dihina tapi diperlukan sebagai penguat argumen bila berdebat dengan sesama teman facebook"


Selentingan orang dengan angkuh berkata bahwa mereka gak butuh berita wartawan. Informasi cukup tersedia di medsos. Begitu jumawa mereka. Tapi lucunya, ketika temannya mengirim sebuah isu hangat yang didapat dari cuitan, status atau postingan di medsos, serta merta ia nanya dulu, "Hoax ga nih? Coba cek di media online..." Anjaaaayyy......

Dia masih butuh sumber informasi yang diproduksi oleh orang dengan profresi jurnalis. Terbukti ia tak sebenar-benar yakin dengan informasi dari sesama netizen. Ia butuh mengkonfirmasi kebenaran isu dengan informasi yang datang dari media online.

Begitulah. Meski tak dipungkiri juga bahwa tak semua portal berita online memproduksi informasi yang tepat, bermanfaat, dan dibuat secara profesional dengan sumber yang jelas. Sebagian brengsek juga. Sebgaian media online  memang  ada yang dikerjakan oleh mereka yang dengan basic meragukan. Karena itu, diakui atau tidak, Uji Kompetensi Wartawan (UKW) oleh Dewan Pers memang berguna. Harus yang berkompeten yang memproduksi berita. Tidak bisa sembarangan. 

Jadi membaca itu memang penting. Setidaknya melatih berpikir dan wisata hati, dan memang tak serta merta bisa kaya dan sukses. Soal kaya, lain lagi.

PKU
27-8-2021






Tags

Posting Komentar

0Komentar

Bagaimana kisah Anda?

Bagaimana kisah Anda?

Posting Komentar (0)

Portal StatistikEditor : Oce E Satria

Artikel diterbitkan oleh NostaBlog . Semoga artikel ini bermanfaat. Silakan bagikan ke media sosial Anda atau mengutip dengan menyertakan link artikel ini sebagai sumbernya. Terimaksih sudah membaca. Simak artikel-artikel menarik lainnya

To Top