NOSTABLOG -- Frederick "Freddie" Mercury adalah penyanyi-penulis lagu dan produser rekaman dan vokalis utama dari band rock Queen dari Inggris. Dia dianggap sebagai salah satu dari penyanyi terbaik dalam sejarah musik populer, dan dikenal atas kepribadian flamboyan di panggung dan jangkauan vokal empat-oktafnya.
Meskipun suara saat Mercury berbicara ada di kisaran bariton, dia menyanyikan sebagian besar lagu dalam kisaran tenor. Rentang vokalnya memiliki rentang dari bass F rendah (F2) sampai Soprano F tinggi (F6). Dia bisa bernyanyi hingga tenor tinggi F (F5). Penulis biografi bernama David Bret menggambarkan suaranya sebagai "melambung dalam beberapa batangan dari kedalaman, serak-serak batu ke tenor yang lembut dan bersemangat, kemudian ke coloratura yang bernada tinggi, sempurna, murni dan kristal di hulu."
Dia membentuk grup musik Queen pada tahun 1970 bersama gitaris Brian May dan drummer Roger Taylor. Mercury menulis banyak hit untuk Queen, termasuk "Bohemian Rhapsody", "Killer Queen", "Somebody to Love", "Don't Stop Me Now", "Crazy Little Thing Called Love", dan "We Are the Champions".
Freddie Mercury lahir dengan nama Farrokh Bulsara di Stone Town di wilayah Zanzibar yang termasuk jajahan Inggris pada tanggal 5 September 1946. Orang tuanya, Bomi (1908–2003) dan Jer (1922–2016) Bulsara, merupakan Parsi yang berasal dari wilayah Gujarat yang pada saat itu berada di bawah kekuasaan Presidensi Bombay di British India. Mereka pindah kembali ke Zanzibar agar Bomi bisa melanjutkan pekerjaanya sebagai kasir di Kantor Koloni Inggris. Sebagai Parsi, keluarga Bulsara menganut agama Zoroastrian
Hal tragis dan patut disesali adalah orientasi seksualnya. Meskipun beberapa komentator mengklaim Mercury menyembunyikan orientasi seksualnya dari masyarakat, yang lain mengklaim bahwa dia secara terbuka mengaku gay. Dia memilih bepergian bersama klub homoseksualnya atau bar di malam hari. Kehidupan aneh itu telah membawa dirinya pada kehancuran dan penyakit.
Pada bulan Oktober 1986, pers Inggris sudah melaporkan bahwa Mercury telah diuji darahnya untuk HIV/AIDS di klinik Harley Street. Seorang wartawan dari The Sun, Hugh Whittow, menanyakan Mercury tentang kisah di Bandara Heathrow karena dia kembali dari perjalanan ke Jepang. Mercury membantah dia memiliki penyakit tersebut. Menurut rekannya Jim Hutton, Mercury didiagnosis dengan AIDS di akhir bulan April 1987. Sekitar waktu itu, dalam sebuah wawancara, Mercury mengklaim telah diuji, dan hasilnya negatif untuk HIV.
Meskipun adanya penolakan, pers Inggris mengejar rumor yang merajalela ini selama beberapa tahun ke depan, didorong dengan penampilan Mercury yang semakin kurus, absennya Queen dari tur, dan laporan dari mantan-mantan kekasihnya untuk berbagai tabloid.
Per tahun 1990, rumor tentang kesehatan Mercury semakin luas. Di Brit Awards 1990 yang diselenggarakan di Teater Dominion, London pada tanggal 18 Februari, Mercury tampak lemah dan membuat penampilan publik terakhirnya di atas panggung ketika dia bergabung dengan para anggota dari Queen yang lain untuk menerima Brit Award sebagai Outstanding Contribution to Music.
Menjelang akhir hidupnya, dia rutin diikuti oleh para juru foto, sementara tabloid harian bernama The Sun menampilkan serangkaian artikel yang mengklaim bahwa dia sakit parah, terutama di sebuah artikel pada bulan November 1990 yang menampilkan gambar Mercury yang lemah di halaman depan disertai dengan judul "It's official – Freddie is seriously ill."
Namun, Mercury dan rekan-rekan dan teman-teman dekatnya, yang dia merasa bisa percayai, terus membantah cerita-cerita ini, bahkan setelah satu halaman depan artikel yang diterbitkan pada tanggal 29 April 1991, yang menunjukkan Mercury muncul sangat kuyu pada waktu itu di sebuah penampilan publik yang langka. Dia telah mengemukakan bahwa dia harusnya bisa membuat kontribusi untuk kesadaran akan AIDS dengan berbicara sebelumnya tentang situasinya dan perjuangannya melawan penyakit ini.
Mercury menyembunyikan kondisinya secara privat untuk melindungi orang-orang yang dekat dengannya, dan Brian May membenarkan dalam sebuah wawancara tahun 1993 bahwa Mercury telah memberitahu kepada bandnya tentang penyakitnya jauh lebih awal. Difilmkan pada bulan Mei 1991, video musik berjudul "These Are the Days of Our Lives" memperlihatkan Mercury yang sangat kurus, yang merupakan adegan terakhirnya di depan kamera. Para anggota band yang lain siap untuk merekam ketika Mercury merasa bisa masuk ke studio, selama satu atau dua jam sekaligus. May mengatakan tentang Mercury:
"Dia terus berkata. 'Tuliskan aku lebih banyak. Tuliskan aku materi. Aku hanya ingin menyanyikan ini dan melakukannya dan ketika aku pergi kalian bisa menyelesaikannya.' Dia tidak punya rasa takut, sungguh."
Justin Shirley-Smith, asisten teknisi untuk sesi terakhir itu, menyatakan: "Ini sulit untuk dijelaskan kepada orang-orang, tetapi itu tidak menyedihkan, dia sangat bahagia. Dia [Freddie] adalah salah satu orang paling lucu yang pernah aku temui. Aku sering tertawa, bersamanya. Freddie mengatakan [tentang penyakitnya], "Aku tidak akan memikirkannya, aku akan melakukan ini.
Setelah konsklusi dari karyanya dengan Queen pada bulan Juni 1991, Mercury pensiun ke rumahnya di Kensington, London Barat. Mantan pacarnya, Mary Austin, telah menjadi kenyamanan tertentu dalam tahun-tahun terakhirnya, dan dalam beberapa minggu terakhir hidupnya, Austin melakukan kunjungan rutin ke rumahnya untuk merawatnya. Menjelang akhir hidupnya, Mercury mulai kehilangan penglihatannya, dan kerusakannya begitu kuat, sehingga dia tidak bisa bangun dari tempat tidur. Karena kondisinya memburuk, Mercury memutuskan untuk mempercepat kematiannya dengan menolak untuk minum obat, dan hanya terus meminum obat penghilang rasa sakit. Pada tanggal 22 November 1991, Mercury memanggil manajer Queen, Jim Beach, ke rumahnya di Kensington untuk mendiskusikan tentang pernyataan publik, yang dirilis keesokan harinya.
Setelah dugaan besar dalam pers selama dua minggu terakhir, saya ingin menegaskan bahwa saya telah diuji positif HIV dan AIDS. Aku merasa benar untuk menjaga informasi pribadi ini sampai saat ini untuk melindungi privasi orang-orang di sekitarku. Namun, sudah tiba saatnya sekarang untuk teman-teman dan para penggemar di seluruh dunia untuk mengetahui kebenaran dan aku berharap bahwa setiap orang akan bergabung dengan aku, dokterku, dan semua orang di seluruh dunia dalam memerangi penyakit mengerikan ini. Privasiku selalu sangat istimewa bagiku dan aku terkenal karena kurangnya wawancaraku. Harap dipahami bahwa kebijakan ini akan terus berlanjut.
Pada malam dari 24 November 1991, 24 jam setelah mengeluarkan pernyataan itu, Mercury meninggal pada usia 45 tahun di rumahnya di Kensington. Penyebab resmi kematian adalah bronkopneumonia akibat dari AIDS. Seorang teman dekat Mercury, Dave Clark dari The Dave Clark Five, telah mengambil alih berjaga di samping tempat tidur ketika dia meninggal, dan Austin menelepon orang tua dan adik Mercury untuk menyampaikan berita kematiannya, yang membuat awak koran dan televisi tiba pada tanggal 25 November dini hari.
Pada tanggal 27 November, upacara pemakaman Mercury dilakukan oleh seorang pendeta Zoroaster. Orang-orang yang hadir di acara pemakaman Mercury adalah keluarga dan 35 orang teman-teman dekatnya, termasuk para anggota yang tersisa dari Queen dan Elton John. Peti jenazahnya dibawa ke kapel dengan lagu berjudul "Take My Hand, Precious Lord"/"You've Got a Friend" oleh Aretha Franklin. Sesuai dengan keinginan Mercury, Mary Austin mengambil sisa-sisa kremasi miliknya dan menguburkannya di lokasi yang dirahasiakan. Keberadaan abunya diyakini hanya diketahui oleh Austin, yang telah menyatakan bahwa dia tidak akan pernah mengungkapkan dimana dia menguburkannya.
Dalam wasiatnya, Mercury meninggalkan sebagian besar kekayaannya, termasuk rumah dan royalti rekaman, untuk Mary Austin, dan sisanya kepada orang tua dan adik perempuannya. Dia selanjutnya meninggalkan £500.000 untuk kokinya, Joe Fanelli; £500.000 untuk asisten pribadinya Peter Freestone, £100.000 untuk sopirnya Terry Giddings, dan £500.000 untuk Jim Hutton. Mary Austin tetap tinggal di rumah Mercury, Garden Lodge, Kensington, bersama keluarganya. Dinding luar Garden Lodge menjadi tempat suci untuk Mercury sejak kematiannya, dan penggemar masih mengunjungi untuk memberikan penghormatan dan berkabung.
Tiga tahun setelah kematiannya, majalah Time Out melaporkan, "Sejak kematian Freddie, dinding di luar rumah itu telah menjadi tempat suci rock 'n' roll terbesar di London. Para penggemar terus mengunjungi dan menghormati dengan pesan-pesan yang muncul di dinding."
Penampilan langsung terakhir Mercury bersama Queen dilangsungkan pada tanggal 9 Agustus 1986 di Knebworth Park di Inggris dan menarik penonton sebanyak 160,000. Dengan lagu kebangsaan Inggris "God Save the Queen" dimainkan di akhir konser, aksi terakhir Mercury di panggung dengan dirinya mengenakan jubah, memegang mahkota emas tinggi-tinggi, dan mengucapkan selamat tinggal kepada kerumunan.
Sumber: wikipedia
Bagaimana kisah Anda?
Bagaimana kisah Anda?