Mengenang Yohanes Auri dan Timmo Kapisa Lewat Lagu Persipura Black Brothers

0

 

Persipura

Orang telah tahu semua pun tahu
Di lapangan hijau
Kini telah muncul di ufuk timur
Mutiara hitam
 
Timmo Kapisa Yohanes Auri
Dan kawan kawannya
Bermain gemilang menerjang lawan
Dan selalu menang
 
Persipura mutiara hitam
Persipura selalu gemilang
 
Tiada disangka tiada diduga
Akan semua itu
Mereka gemilang di lapangan hijau
Semua gembira
 
Syalalalala...lalalalalala
Lalalalalala
Syalalalala...lalalalalala
Lalalalalala



ITULAH lagu Persipura yang dinyanyikan grup musik asal Jayapura, Black Brother. Kaset asli The Best of Black Brothers–produksi PT Irama Tara tertanggal 14 Juni 1977 berisi 14 lagu.
Persipura Jayapura menjuarai Piala Presiden Soeharto 1976, Johanis Auri jadi bagian penting tim. 

Peserta Piala Presiden Soeharto 1976 adalah semifinalis Perserikatan 1973-1975, yakni Persija, Persebaya, PSMS Medan, dan Persipura, serta juara bertahan PSM Makassar. 

Pada laga pertama, Persipura takluk 1-2 dari Persija, ditahan 2-2 oleh Persebaya, talukkan PSM dengan skor 2-1, dan menang WO (walk out) 5-0 atas PSMS setelah imbang 1-1. 

Persipura menjadi runner-up babak grup di bawah Persija dan otomatis akan bertemu Macan Kemayoran, julukan Persija, pada pertandingan final, 19 April 1976. 

Karena kalah pada babak grup, Persipura tak diunggulkan. Apalagi, saat itu main di Stadion Utama Senayan (Gelora Bung Karno), Jakarta. Persija lebih difavoritkan. 

Tak dinyana, Persipura tampil menggila. Persija dilumat 4-3, lewat gol Nico Pattipene pada menit ke-11, Jacobus Mobilala (27), Pieter Attiamuna 31, dan Timo Kapisa (67). 

Berkat gelar juara itu, ditambah gelar medali perak PON IX/1977, Indonesia dan PSSI sepakat untuk mengirim Persipura tampil dalam ajang internasional. 


Ada dua ajang yang diikuti klub kebanggaan Indonesia ini, yakni King's Cup 1977 di Thailand, dan turnamen perdamaian di Saigon (Ho Chi Minh City), Vietnam. 

Kisah di Vietnam Selatan (sebelum bersatu menjadi Vietnam) inilah yang sangat dikenang Johanis Auri. "Saya tak bisa melupakan pertandingan di Vietnam," katanya kepada Skor.id di kediamannya pada 11 Agustus 2020 lalu.

Johanis Auri 2020. (Foto: Skor.id)


Pasalnya, Persipura tampil tanpa kompromi dan tidak bisa dibendung. Dalam dua laga awal, Hengki Heipon dan kawan-kawan menyapu bersih kemenangan. 

Pada laga pemungkas, tim asuhan HB Samsi ini sudah unggul 1-0 hingga menit ke-80. Kemenangan di depan mata itu akan membuat Persipura jadi juara.

Sayang, perintah darurat datang. Perintah ini tak bisa dibantah dan harus dijalankan semua pemain. Perintahnya, Persipura harus kalah dalam laga tersebut. 

Hengky Heipon adalah generasi pertama pemain Persipura yang sudah menggeluti sepakbola sejak Irian Barat masih dikangkangi oleh penjajah Belanda.  

Hengky Heipon bermain sepakbola di Bond VBH (Voetbal Bond Hollandia /Perserikatan Sepakbola Hollandia dan Sekitarnya) yang lebih banyak didukung kesebelasan-kesebelasan orang Papua dari Hollandia (Jayapura sekarang) dan sekitarnya.

VBH yang dimasuki Hengky Heipon diperkuat oleh para pemain asli Papua, antara lain oleh Gaspar Sibi, Bas Jouwe, Jan Oel, Wim Mariawasih dan Dominggus Wawejai. 

Setelah beberapa bulan Irian Barat kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi Indonesia, beberapa pemain ex Bond VBH diundang ke Jakarta untuk bertanding eksibisi dengan tim nasional Indonesia.  

Mereka berangkat ke Jakarta dengan  menggunakan nama PERSIBAR (Persatuan SepakBola Irian Barat). Para pemain tersebut antara lain Gaspar Sibi, Bas Jouwe, Jan Oel, Wim Mariawasi, Dominggus Wawejai, Hengky Heipon dkk. 

Saat pertandingan eksibisi di Jakarta, Dominggus Wawejai bermain sangat impresif dan atraktif dalam kemampuan olah bolanya. Dominggus Wawejai terpilih oleh pelatih Djamiat Dhalhar untuk memperkuat timnas Indonesia dan bertandem dengan striker kenamaan Indonesia, Soetjipto Soentoro.


Kepopuleran Persipura era 1970 an memberikan inspirasi bagi group musik asal Papua Black Brother. Mereka masing masing Hengky Sumanti Miratoneng (Lead Guitar), Benny Betay (Bass), Steve Mambor (Drummer), Rocky Patipelohuy (Keybord/Piano), David Rumagesan (Saksopon), Amry (Trombone). Hengky Sumanti Miratoneng (meninggal di Belanda pada 19 April 2006.

Walau Lagu Persipura, yang dilantunkan Black Brothers, lama tak terdengar. Kelompok musik asal Jayapura itu telah hijrah ke luar Indonesia dan meminta suaka di Negeri Belanda, dan kini menetap di negeri Kangguru.

Namun, hentakan iramanya reggae khas Papua hingga kini masih mengiringi anak-anak Persipura Jayapura, untuk selalu mencetak gol.

Black Brothers pernah berjaya di blantika musik Indonesia dalam tahun 70-an sampai 80-an
Lagu-lagu Black Brother seperti Jayapura dan Apuse melodinya agak mirip Group Deep Purple berirama hardrock. Lagu-lagu daerah seperti Humbello, Samandoye dan Apuse selalu berirama slow rock dan kadang hard rock.

Bahkan suara Hengki Merantoni yang melengking tinggi mampu membuat semua penonton histeris ketika pertama kali Black Brother show sepanggung bersama Group Band SAS di Senayan.

Black Brothers memiliki keunikan dalam bermusik, yakni lebih suka membawakan musik bertema hard rock ketika di atas panggung, tetapi cenderung mengusung musik pop dalam album-album yang mereka buat. Popularitas mereka kemudian meredup, setelah mengalami masalah internal antar personelnya. (*)


Oce Satria, dari berbagai sumber.



Posting Komentar

0Komentar

Bagaimana kisah Anda?

Bagaimana kisah Anda?

Posting Komentar (0)

Portal StatistikEditor : Oce E Satria

Artikel diterbitkan oleh NostaBlog . Semoga artikel ini bermanfaat. Silakan bagikan ke media sosial Anda atau mengutip dengan menyertakan link artikel ini sebagai sumbernya. Terimaksih sudah membaca. Simak artikel-artikel menarik lainnya

To Top