NOSTABLOG, Musik80an - Siapa generasi 80an yang tak kenal Christine Natalina Panjaitan, seorang penyanyi Indonesia berdarah Batak yang berwajah ayu dan lembut. Suaranya sangat familiar dengan lagu-lagu karya Rinto Harahap yang ia nyanyikan. Salah satunya berjudul "Katakan Sejujurnya".
Namun, karirnya di dunia tarik suara dan eksistensinya di dunia selebritas tak benar-benar berlanjut di dunia akting, seperti kebanyakan artis kala itu.
Kendati begitu, Christine sebenarnya pernah bermain di tiga film yakni, Sejoli Cinta Bintang Remaja, Detik-detik Cinta Menyentuh, dan Seindah Rembulan. Film-film tersebut populer pada era 1980-an.
Wanita kelahiran 23 Desember 1960 ini mengaku berat jika terus menerus di dunia akting.
"Berat Ran, lampunya, lamanya (syuting)," kata Christine dalam akun YouTube Rano Karno yang dikutip Kompas.com, Rabu (2/12/2020).
![]() |
Instagram Christine Natalia Panjaitan |
Meski punya kemampuan berakting, wanita umur 59 tahun ini lebih nyaman saat ia bernyanyi di hadapan banyak orang
"Mending nyanyi, satu dua jam dapat duit, selesai," tutur Christine.
Christine mengatakan, sebelumnya ia tak pernah ikut belajar teater maupun seni peran khusus. Namun, dia pernah ikut dalam teater musikal.
"Tidak pernah, boro-boro (belajar akting), kalau teater pernah sama Remy Sylado, judulnya Jesus Christ Superstar, aku jadi Maria Magdalena. Aku nyanyi di situ sambil berakting. Aku tahunya blocking," ucap Christine.
Usai bermain dalam tiga film, Christine memilih tak lagi melanjutkan di dunia akting.
Christine mengaku lebih percaya diri untuk menjadi penyanyi dibanding diminta bermain dalam film.
KRONIKA Album Christine Panjaitan
Tahun 1980
Sukses mengorbitkan Iis Sugianto, Rinto Harahap kembali memperkenalkan muka baru di blantika musik Indonesia, bernama Christine Natalina Panjaitan. Lagu yang dinyanyikan Christine masih khas lagu Rinto Harahap yang mendayu-dayu. Walaupun tema lagu "Sudah Kubilang" bukan tentang asmara sepasang insan melainkan semacam petuah /nasihat, tapi karakter vokal Christine Panjaitan cocok dengan lagu bertema seperti ini, terbukti album ini sukses membuat nama Christine Natalina Panjaitan dikenal masyarakat Indonesia.
Tahun 1981
Album “Jangan Simpan Tangismu “ merupakan album kedua Christine Natalina Panjaitan. Di antara penyanyi-penyanyi orbitan Rinto Harahap seperti Iis Sugianto, Betharia Sonatha, dan Nia Daniaty . Christine bagaikan "anak tiri", bila penyanyi-penyanyi lain diberikan lagu-lagu bertema cinta sepasang kekasih, Christine tidak.
Album inipun bertema pitutur, bukan tentang asmara remaja. Rinto Harahap punya pertimbangan sendiri Christine diberikan lagu seperti ini. Perhitungannya tepat, warna suara Christine pas menyanyikan lagu ini. Sehingga album ini pun sukses di pasaran.
Tahun 1982
Setelah album "Sudah Kubilang" dan "Jangan Simpan Tangismu" sukses memperkenalkan nama Christine Panjaitan di blantika musik Indonesia, album "Tangan Tak Sampai" membawa nama penyanyi ini ke puncak popularitas. Lagu “Tangan Tak Sampai” juga menjadi tonggak tercatatnya nama Christine Natalina Panjaitan dalam sejarah musik tanah air.
Kepopuleran lagu ini membuat penikmat musik Indonesia menginginkan kembali kemunculan Christine Panjaitan membawakan lagu itu (saat itu bersama Iis Sugianto yang membawakan lagu “Akupun Ingin Cinta” yang juga dimunculkan kembali) di acara Aneka Ria Safari TVRI untuk kedua kalinya. Padahal untuk menembus acara Aneka Ria Safari TVRI sangat sulit saat itu. Eddy Sud sang pembawa acara mengatakan penampilan kedua kali penyanyi ini untuk memenuhi keinginan pemirsa.
Tahun 1982
Karena kepopuleran Christine Panjaitan semakin menanjak setelah album "Tangan Tak Sampai", membuat Lolypop meningkatkan produktivitasnya, dalam tahun yang sama Christine kembali mengeluarkan albumnya berjudul "Burung-burung Putih" masih dengan karya Rinto Harahap.
Lagu yang bertema perdamaian dan alam ini kembali menuai kesuksesan. Hal ini membuktikan Christine Panjaitan memang piawai dalam menghayati lagu bertemakan apa pun. Hits lain di album ini adalah "Seandainya Kau Disisiku".
Walaupun album ini tak sesukses album sebelumnya, tapi lagu ini memperpanjang kiprah Christine Panjaitan di blantika musik Indonesia, membuat Christine menjadi penyanyi pop melankolis orbitan Rinto Harahap yang sangat diperhitungkan.
Walaupun penampilannya tak jauh berbeda dengan penyanyi orbitan Rinto sebelumnya yaitu Iis Sugianto, toh vokal dan karakter suara Christine berbeda dengan Iis Sugianto. Suara Iis Sugianto yang lembut dengan tampang manis jawanya, Christine bersuara lebih lantang dengan tampang manis bataknya. Sempat dikabarkan terjadi persaingan di antara keduanya, padahal pada kenyataannya kedua penyanyi ini bersahabat baik, karena keduanya yakin mereka memiliki penggemar yang berbeda dan sama banyak.
Tahun 1983
Christine Panjaitan memang cocok membawakan lagu-lagu melankolis. Penjiwaan yang kuat membuat lagu "Untuk Mama" (yang diciptakan Rinto Harahap untuk ibunya yang sedang sakit) sangat menyentuh. Konon Christine pun mampu menghayati lagu ini dengan baik, karena pengalaman pribadi dengan sang mama yang nyaris sama dengan syair-syair di lagu ini. Album ini pun memperpanjang popularitas Christine Panjaitan.
Tahun 1984
Album “Kau, Dia dan Aku” masih merupakan karya Rinto Harahap. Lagu-lagu Rinto Harahap yang dibawakan Christine Panjaitan hampir semua bertema pitutur, petuah, cinta anak manusia secara universal, hal ini membuat Christine menunggu kapan Rinto Harahap memberikan lagu bertema cinta sepasang kekasih. Namun lagu-lagu seperti itulah yang membuat Christine Panjaitan tetap eksis di jalur pop melankolis. Album inipun lumayan sukses di pasaran. Lagu lain yang menjadi hits di album ini adalah "Bagai Pelangi Senja" .
Tahun 1985
Sukses membawakan lagu “Jingga” di Festival Lagu Populer Indonesia tahun 1985, membuat Lolypop ingin membawa suasana lain dalam album Christine Panjaitan. Dengan menggandeng Elfa Secioria sebagai arranger, lagu “Frida” karya Rinto Harahap jadi bernuansa lain. Upaya ini dilakukan Rinto Harahap agar Christine Panjaitan tidak ditinggal penggemarnya Karena album ini memiliki warna lain dari album Christine sebelumnya, cukup membuat penggemarnya penasaran. Dan ternyata album ini memang layak untuk dinikmati.
Tahun 1985
Untuk kesekian kalinya, lagu-lagu karya Rinto Harahap menjadi lagu andalan dalam album Christine Panjaitan. "Hari Akan Berganti" konon merupakan gambaran kisah cinta pribadi Christine Panjaitan yang dituangkan Rinto Harahap dalam lagu ini. Di album ini lagu karya Pance "Doa Tulus Bagimu" juga dinyanyikan oleh Neno Warisman di album Matahariku, dengan judul "Kidungmu Senada Rinduku"
Tahun 1987
Setelah sempat menghilang, Christine Panjaitan kembali mengguncang blantika musik Indonesia melalui album "Katakan Sejujurnya", yang masih karya Rinto Harahap. Menurut pengakuan Christine Panjaitan , inilah lagu Rinto Harahap untuknya yang bertema "cinta-cintaan" . Sehingga lagu ini memberikan kesan mendalam untuk Christine Panjaitan.
Album inipun meledak dipasaran di tengah menjamurnya lagu-lagu JK Record. Lagu ini juga merupakan kembalinya masa kepopuleran penyanyi ini, setelah lagu “Sudah Kubilang” dan “Tangan Tak Sampai” yang memberi kepopuleran di masa lalu. Sehingga wajarlah bila penyanyi ini sering menyanyikan lagu “Katakan Sejujurnya “ di setiap shownya saat ini.
Tahun 1988
Lagu di album terakhir Christine Panjaitan ini masih merupakan karya Rinto Harahap. Setelah itu Rinto Harahap tidak menciptakan lagu lagi untuk Christine Panjaitan. Era lagu-lagu Rinto Harahap pun mulai tenggelam, digantikan oleh penyanyi –penyanyi pop JK Record, seperti : Dian Pisesha, Ria Angelina, Meriem Bellina, Chintami Atmanagara, Heidi Diana, Lidya Natalia, Obbie Mesakh, dll. Secara umum musik Indonesia pun mulai dipenuhi lagu-lagu pop kreatif berirama ceria, menjamurnya tarian breakdance yang didukung music Rock & Rap.
Walaupun album ini tak sesukses album- album Christine sebelumnya, tapi lagu “Perasaan” sering diputar di radio-radio, dan Christine termasuk penyanyi lolypop yang merasakan persaingan dengan penyanyi –penyanyi JK record.
Christine Panjaitan menikah dengan seorang dokter kandungan, Maringan Tobing pada tahun 1986. Dan sejak menjadi Nyonya Maringan, Christine mulai mengurangi kegiatan menyanyinya. (Oce Satria/bruddy)
Foto:Kapanlagi.com dan Bruddy
Bagaimana kisah Anda?
Bagaimana kisah Anda?