Kenangan Masa Kecil (15): Kisah Kasih(an) di Sekolah

4 minute read
0

Ciloteh/ Oce E Satria


👣

Seperti pernah kuceritakan, virus-virus pubertas memang telah mulai muncul saat SD dan makin menjadi-jadi ketika di SMP.   Bukan aku saja, tapi hampir semua teman-temanku, laki perempuan sama saja.

Ada yang menunjukkan gejala reaktif. Terlihat dari bahasa tubuhnya. Grogi kalau ketemu anak yang ia sukai. Kalau bicara gemetar. Malu-malu. 

Ada yang suspect, indikasinya jelas: matanya jelalatan liat yang bening-bening. Lebih berani mendekati dan over. 

Tapi ada juga yang OTG alias Ogah Tapi Gatel. Indak indak tapi iyo juo. Tak terdengar gosip pergerakannya selama ini. Tapi tau-tau sudah jadian saja. Ada. 

Malam ini, 1 Februari 2021 aku kembali menerawang masa-masa tahun-tahun di SMP itu. Mereview kembali sosok-sosok yang mengganggu pikiran dan membuat tak nyenyak tidur para lelaki yang baru akil baligh. Mohon dipermaklumi kondisi psikis kami-kami yang di ambang masa dewasa dan ababil ini. Kupikir yang membaca tulisanku ini juga punya pengalaman yang sama. Mungkin saja lebih dramatis. Hayooo.... ngaku?!😛

Tapi pada pokoknya review masa kanak-kanak ini hanya sekadar perintang-rintang hari saja, di tengah kondisi terjebak di rumah karena Covid. Mayanlah daripada baca gosip yang enggak-enggak dan gosip politik negara yang bikin jantung menggeranyam..😀

Kucoba mengingat-ingat lagi.

Sosok satu ini terkenal dengan bando putih dan kaca minus entah berapanya. Orangnya ceriaan. Cantik banget enggak, jelek juga mustahil. Tapi wajahnya manis, fotogenic, senyumnya memikat, bodinya bak peragawati. Kata temanku yang demen setengah mampus sama anak ini, bilang padaku, "Manisnya entahlah kedisebut. Saka lawang lewat!"

Ada lagi sosok yang membuat pria-pria pasca sunat tak tenang hidupnya. Ia sosok yang selain cantik juga suaranya gimanaaa gitu. Tak cukup aksara mendeskripsikan keelokan suaranya yang magis itu. Matanya belok. Rambutnya bak gelombang di pantai dini hari. Pribadinya tentu saja baik, dan ramah, tidak sombong, dan suka menabung😁 (pasti dia nabung di Tabanas kantor pos). 

Lain lagi dengan si pintar satu ini. Selain cantik dan super pinter, doi juga ramah dan baik hatinya bukan main, dan tidak main-main. Rambutnya dikepang satu ekor kuda. Kulitnya putih bersih. Aku pernah dulu membayangkan bakal menjadi pendamping wisudanya lalu lanjut jadi pendampingnya sebagai marapulai dan dia anak daronya. 😛

Tak beda jauh dengan tiga sosok yang kusebutkan tadi, cewek satu ini juga manisnya kelewatan (ga bisa putar balik😀).  Sekilas menurutku parasnya agak cenderung bule, mungkin dia ada DNA Uzbekistan. Kali ajaa. Dia rambutnya juga dikepang. Bawaannya pendiam, tapi lirikan matanya lumayan bikin baut jantungku copot.

Nah kalo yang ini, agak sedikit tomboy, tapi bukan tomboy. Wajahnya, sama dengan yang lain, manis. Tapi manisnya khas. Senyumnya lepas dan bersahabat. Rambutnya, hmmm...kalau ga salah sedikit pirang. Banyak yang mengincar dia. 

Lain lagi dengan temanku satu ini. Profilnya lebih menunjukkan karakter keibuan, polos, mungkin sedikit manja.  Dan dia cantik pasti. Ditambah rambutnya yang berombak dan pembawaannya yang ceria. Suaranya khas. Ia berteman akrab dengan si cantik lain yang tak kalah memesona. 

Yang rambutnya bergelombang dan mekar banyak. Tapi yang satu ini  tak punya sesuatu yang membuatnya menarik.  Dia termasuk murid yang rajin dan jarang absen. Tentu saja dia baik hati dan tidak sombong. Feelingku, dia juga punya Tabanas. 

Lalu, kalau yang ini beda lagi.  Selain cantik, tinggi, bodinya juga menggoda. (Ya Allah, ampuni hamba kalau terjebak berimajinasi🤲). Aku gak tahu siapa pacarnya. Tapi selentingan kudengar ia sudah punya gebetan: senior yang sudah alumni 🤣.

Ah, banyak lagi kalau kuinventarisir satu-satu. Tapi kalo boleh kuklaim, semua teman-teman perempuanku manis-manis sih.  Susah memilihnya.

Aku ga tahu siapa menyukai siapa. Tapi satu-satu ada sih yang kutahu ada temanku yang naksir satu di antara si manis tadi. Aku tahu karena dia ngaku terus terang, dan kulihat dia memang tipikal gelaja suspect. Dia melakukan sejumlah upaya pendekatan. Namun sayangnya dia disalib oleh teman lain yang justru OTG!  Anak itu merebut si mata belok.

Itulah nasib.

Si rambut agak sedikit pirang itu akhirnya jadian dengan temanku yang pernah jadi rekan bisnisku di usaha pereh-pereh. 😀

Si rambut berombak yang manja tapi keibuan tadi juga jadian dengan lelaki pilihannya. Aku tak tahu apakah kemudian hari kisahnya berlanjut atau tidak. 

Siapa pacar si bando putih? Nasibnya tak diketahui. Tapi yang kutahu pria ganteng yang naksir berat dia, patah hati, hingga ia membawa hatinya berlayar melintas samudera lautan sati rantau batuah. Tapi kuyakin, cinta tak putus kawin tak jadi, tak membuat silaturahmi putus. Yeeeekkkaan....?😀😁

Lalu gimana dengan pria kurusan dan rambut awut-awutan itu? Rupanya dia hanya dimabuk angan-angan saja. Tepatlah adagium ini untuk anak itu: angan lantas paham tertumbuk. Ia lelaki yang tak pemberani. Hanya bak si bisu barasian saja. Terasa ada terkatakan tidak.  Tapi berdetak hati saya dia ini bukan jatuh cinta, tapi hanya ingin berdekat-dekat saja dengan perempuan-perempuan itu. Mungkin kelak dia bakal jadian dengan akhwat dari komunitas liqo. Siapa tau. He he...

Udah, ah. Malam ini giliran aku ronda. Aku kelililing dulu...

Foto: ilustrasi/google

Kisah Berikutnya: Kenangan Masa Kecil (16): Diam-Diam Minjam Nick Carter

 Kisah Berikutnya: Kenangan Masa Kecil (14): Tangan Bu Guru Masuk Kantong Celana, Lalu Kaget!

 

"Beberapa orang akan pergi dari hidupmu, tapi itu bukan akhir dari ceritamu. Itu cuma akhir dari bagian mereka di ceritamu" - Faraaz Kazi

Portal StatistikEditor : Oce E Satria

Artikel diterbitkan oleh NostaBlog . Semoga artikel ini bermanfaat. Silakan bagikan ke media sosial Anda atau mengutip dengan menyertakan link artikel ini sebagai sumbernya. Terimaksih sudah membaca. Simak artikel-artikel menarik lainnya

Posting Komentar

0Komentar

Bagaimana kisah Anda?

Bagaimana kisah Anda?

Posting Komentar (0)
To Top