Ciloteh/ Oce E Satria
👣
Tak berbeda dengan zaman now tahun-tahun 80an tren anak muda juga berkembang pesat. Penularannya atau viralnya juga termasuk cepat, meski belum ada media sosial seperti sekarang. Tren di zaman itu berkembang melalui majalah, koran, radio dan televisi. Kemudian disebarkan lagi dari orang ke orang.
Misalnya tren menggulung lengan baju śeragam. Lalu musim rambut jambul, berponi, sampai model Demi Moore yang terkenal dengan istilah KDM alias Korban Demi Moore. KDM kemudian diplesetkan menjadi Korban Datuk Maringgih, sinetron kolosal di TVRI.
Waktu kelas 1 SMP saat itu lagi tren membuat dagu berbelah dengan cara menggosok-gosokkan ujung krah baju sampai dagu membentuk garis merah tebal karena kulit dagu yang mengelupas. Pelakunya cowok dan cewek. Dagu berbelah itu terlihat lebih sexy. 🤣.
Temanku IJP sampai minta bantuan teman sekelasnya, cewek, namanya Elsa, untuk membantu menggosok-gosok dagu dengan ujung krah baju. Dia gak sabaran, dan ingin cepat hari itu juga harus jadi.😀. Biasanya kerjaan menggosok dagu itu butuh waktu berhari-hari karena gak bisa dipaksain. Sakit dan bisa luka beneran.
Tren lain adalah membuat tas dengan celana jeans bekas. Celana dipotong sepaha, lalu bagian bawah dijahit, dikasih tali, udah. Simpel dan murah meriah. Itu mungkin cara lain mengakali keterbatasan finansial karena tak punya uang untuk beli tas ransel bermerek. Tapi banyak juga mereka-mereka yang berduit memilih bikin tas dari potongan celana.
Tapi masih banyak (khususnya anak laki-laki) yang ke sekolah hanya bawa buku sebiji doang. Buku disisipkan ke celana di pinggang belakang. Bahkan ada yang melipatnya dan diselip di kantong celana belakang. 😀
Bayangkan jadi apa buku itu saat pulang sekolah. Karena waktu itu belum ada yang pakai sepeda motor. Mereka berjalan kaki dari berbagai nagari yang jaraknya berkilometer. Secara mental mereka tangguh, tak ada yang mengeluh karena capek jalan kaki bolak balik selama 3 tahun! Bandingkan dengan anak-anak sekarang, disuruh ke warung aja kadang ngeluh capek, masih aja pake motor😁
Razia
Karena sejumlah tren itu cenderung (trend itu artinya juga kecenderungan yak?), nah tren itu cenderung menabrak kedisiplinan soal kerapian dan kesopanan. Maka pihak sekolah sering merazia siswanya.
Dagu berbelah merah itu juga sempat dirazia. Setelah beberapa waktu akhirnya pihak sekolah melarang kami melakukan perbuatan tercela itu😀.
Razia lengan baju bergulung juga. Termasuk merazia siswa yang tidak memasukkan baju ke celana atau rok (waktu itu jilbab dan busana muslim belum ngetren dan hanya di hari Jumat saja). Aku pun acap kepergok pakai baju gak rapi: lengan baju digulung, dua kancing atas gak dipasang, dan bagian bawah gak dimasukkan ke celana (sampai sekarang aku gak sreg pakai baju dimasukkan ke celana. Mungkin gegara itu ya aku ga keterima kerja kantoran?🤣😀😁)
Sesekali guru ambil tindakan tegas, menggunting baju siswa bandel. Umumnya yang kena adalah anak cowok yang memang terkenal bandel-bandel.
Selain itu dalam razia gabungan tim yustisi sekolah merazia tas dan kantong celana. Kalau-kalau ada siswa yang bawa senjata tajamz rokok sampai buku porno.
Nah, yang juga ada razianya di sekolahku adalah razia celana dalam. Jadi siswa dan siswi tiap hari wajib pakai celana dalam. Cara merazianya adalah dengan meresek pinggang, memasukkan jari sampai jari mereka nemu pinggang CD.
Sekali waktu salah satu guru kami melakukan razia rokok. Semua tas dan kantong celana anak cowok diperiksa. Ibuk satu ini main karuak saja. Tangannya merangsek masuk kantong celana, belakang depan kiri-kanan.
Saat itu sampai giliran salah satu temanku, dia lumayan badung sih. Nah pas sampai ke dia, Ibuk ini tanpa ba bi bu langsung menyorongkan tangannya masuk kantong depan celana bro satu ini. Tapi tiba-tiba....
"Eeepss.... pantuaaaang....!!!"
Si ibu kaget, lalu buru-buru menarik tangannya. Lantas setelah sedikit memberi arahan beliau meninggalkan kelas. Kami kembali melanjutkan pelajaran.
Pas jam keluar main, kami ramai-ramai mengerubungi bro itu. Menanyakan kenapa Bu guru terkelenjat benar tadi.
Ternyata dia kantong celananya bolong. Dan dia gak pakai kolor.
Anjriiitt.....
(Ufffhhhhh......☕)
Foto: foto lawas SMP Kotolaweh tahun 1985-1988. (Foto: Riza Elfia)
Kisah Berikutnya: Kenangan Masa Kecil (15): Kisah Kasih(an) di Sekolah
Kisah Sebelumnya: Kenangan Masa Kecil (13): Surat Cinta di Laci Meja
Hal yang paling menyakitkan adalah kehilangan jati dirimu saat engkau terlalu mencintai seseorang. Serta lupa bahwa sebenarnya engkau juga spesial - Ernest Hemingway
Bagaimana kisah Anda?
Bagaimana kisah Anda?