Pembunuhan Tragis Along "Spoon" Penyanyi Lagu "Rindu Serindu-rindunya"

0


"Rindu... rindu serindu-rindunya...
namun engkau tak mengerti...
Pilu... pilu sepilu-pilunya...
namun engkau tak peduli...
Malu... semalu-malunya...
namun apa daya... orang tak sudi...
Mau... semau-maunya...
namun apa daya... orang dah benci..."

NostaBlog -- Itulah petikan lirik dari lagu berjudul "Rindu Serindu-rindunya" yang dibawakan oleh grup band Malaysia bernama "Spoon". 

Jauh sebelum Upin & Ipin menaklukkan hati bocah-bocah di Indonesia pada era 2010-2020an, puluhan tahun lalu lagu-lagu slow rock Malaysia telah populer di kalangan orang Indonesia, termasuk salah satunya adalah lagu "Rindu Serindu-rindunya" ini.

Namun, tidak ada yang menyangka bahwa di tengah puncak kepopuleran lagu ini di Malaysia dan juga negara-negara tetangganya (Indonesia, Singapura, dll.), vokalis band Spoon, Sabiul Malik Shafie alias Along ini harus kehilangan nyawanya dalam usia yang masih muda (19 tahun) karena dibunuh.

Tentang Along dan Seorang Polisi yang Cemburu

Sabiul Malik bin Shafie, yang lebih akrab disapa Along, lahir di Seremban, ibukota negara bagian Negeri Sembilan pada 22 April 1980. Pada tahun 1995, Along bergabung dengan empat rekannya yakni, Shahnaz, Norul, Yahya, dan Boy dalam sebuah grup band bernama "Spoon". "Spoon" dalam bahasa Inggris berarti "sendok", tapi sampai sekarang kita tak tahu kenapa mereka mengambil nama ini.

Pada tahun 1998, di bawah bendra label Life Records, Spoon meluncurkan album pertamanya yang berjudul sama dengan nama grup itu, yaitu "Spoon", dengan title track atau lagu utama dalam album ini berjudul "Rindu Serindu-rindunya". 

Album dan lagu utama ini ternyata melejit di pasaran. Seperti yang sudah disebutkan dalam pembuka artikel ini, lagu ini pun ikut terbawa kepopulerannya ke Indonesia dan negara-negara tetangga lainnya. Kepopuleran ini pun membuat Life Records sebagai label tempat band ini bernaung juga kecipratan rezeki dan tentunya semakin sibuk membuat konser dan berhubungan dengan media. 

Salah satu pekerja Life Records yang ikut sibuk dengan kepopuleran Spoon ini adalah Salina binti Ali. Ia adalah staf public relation (PR) Life Records yang bertugas sebagai jembatan antara Spoon dengan media massa yang meliput aneka kegiatan mereka. Sebagai orang yang turut menemani aktivitas Spoon di dunia hiburan, tentu Salina berhubungan akrab dengan grup band ini, terutama dengan Along sang vokalis.

Kedekatan Salina dengan Along ternyata memanaskan hati suami Salina, Mohammad Yacob Dimyati. Ia adalah seorang anggota kepolisian nasional Malaysia berpangkat "Lans Kopral" (di Indonesia setingkat Kopral Dua) dan bertugas di kantor kepolisian kota Kuala Lumpur. Yacob curiga bahwa hubungan antara Salina dan Along sudah ke tahap yang lebih intim, bukan hanya antara artis dan staf label rekamannya.

Dari Ribut-ribut di Mobil Hingga Along Hilang

Menjelang akhir tahun 1999 dan menyambut millenium yang baru, tepat pada hari Natal (25 Desember) dan bertepatan pula dengan bulan Ramadhan, Yacob bersama seorang rekannya di kepolisian sebagai supir mengekori Along yang pada saat itu baru pulang mengantar Salina ke rumahnya dan hendak membagi-bagikan kartu Hari Raya Idul Fitri. Yacob melakukan ini memang sengaja untuk memeriksa seperti apa hubungan yang terjadi antara isterinya dengan Along.

Hal ini ternyata diketahui oleh adik Along yang sempat berpapasan dengannya saat berbelanja di sebuah toko. 

Adiknya pun berkata "Bang, tadi ada yang ngikutin mobil abang loh,".

"Siapa?" tanya Along. Adiknya pun menjawab "suaminya Kak Salina". Kebetulan adiknya pun kenal dengan keluarga Salina ini.

Along pun melanjutkan perjalanan hingga berhenti di suatu tempat, dan disusul oleh Yacob yang mengekorinya dari belakang. Kemudian Yacob pun mendatangi Along dan memintanya untuk masuk ke dalam mobil Yacob, karena ada hal yang ingin dibicarakan.

Ketika mereka ada di dalam satu mobil, muncullah keributan antara mereka berdua. Yacob bertanya kepada Along, betulkah bahwa ada hubungan spesial antara Along dan isterinya. Along tentu membantah dan mengaku bahwa hubungan mereka berdua adalah hubungan profesional, antara artis dan pegawai labelnya. Tanpa disangka, Yacob tiba-tiba memukul Along, dan situasi di dalam mobil pun makin panas. Teman Yacob sebagai supir pun mencoba melerai mereka berdua.

Mobil pun melaju hingga sampailah ke sebuah hutan yang gelap di Genting Peres (Genting Peras), di perbatasan negara bagian Selangor dan Negeri Sembilan. Ketika sampai di kawasan hutan yang gelap itu, Yacob pun mengajak Along turun bersama, lalu Yacob berkata ke rekan supirnya itu "Kamu pergi duluan ya, nanti kami nyusul,".

Berjam-jam kemudian, teman Yacob yang membawa mobil ini merasa tidak enak hati, dan memutuskan kembali ke hutan itu tadi. Ketika sampai di sana, ia hanya melihat Yacob sendirian. Along tidak ada.

Temannya itu pun heran dan bertanya, "Kamu kok sendirian?? Along ke mana??"

Yacob menjawab "Udahlah, biarin aja dia, ayo kita cabut,". Dan mereka berdua pun berlalu.

Penangkapan Yacob dan Penemuan Mayat Along dalam Karung Goni

Di rumah Along, orangtuanya bingung kenapa Along tidak pulang-pulang juga. Lalu ia pun menghubungi Yacob dan Salina, dan mengajak mereka untuk berbuka puasa bersama di rumah. Pada saat berbuka puasa, ayah Along bertanya kepada Yacob tentang keberadaan Along, tapi Yacob enggan menjawab.

Setelah 1 hari Along tidak pulang ke rumah, ayah Along memutuskan untuk melaporkan kehilangan Along ke polisi. Polisi pun melakukan pelacakan dan pengusutan kasus orang hilang ini selama beberapa hari setelah kejadian itu.

Sebagai artis yang populer, berita kehilangan Along pun tersebar di media. Pada masa-masa ini, ayah Along menerima telepon dari banyak pihak yang mengaku bahwa ia menculik Along dan meminta uang tebusan. 

Setelah masuk ke tahun dan millenium yang baru, pada tanggal 6 Januari 2000 polisi pun berhasil menangkap Yacob. Pada saat interogasi, Yacob pun mengaku bahwa ia telah membunuh Along, dan kemudian Yacob membawa polisi ke kawasan hutan Genting Peres untuk mengambil mayat Along. Mayat itu ada di dalam karung goni dengan posisi tertekuk seperti janin di dalam rahim ibunya. Mayat itu dalam keadaan tidak berbusana, dan lehernya tercekik celana jeans yang diduga dipakai oleh Along ketika ia tewas.

Ketika jenazah Along diotopsi, tidak ditemukan adanya DNA tersangka, yaitu Yacob, pada tubuhnya. Tidak ada juga bukti-bukti fisik lainnya yang menunjukkan bahwa Yacob membunuh Along. Ini agak mempersulit proses penyidikan oleh polisi dan juga proses peradilan, sehingga polisi dan jaksa memutuskan untuk melakukan pendekatan "circumstantial evidence" alias bukti tidak langsung atau bukti kondisi / keberadaan.

Vonis Mati untuk Yacob

Satu minggu setelah Yacob ditangkap dan mayat Along ditemukan, Yacob pun digiring ke Pengadilan Tinggi Seremban untuk menjalani sidang atas dakwaan membunuh Sabiul Malik alias Along, yang melanggar Kanun Keseksaan atau Penal Code (sejenis KUHP) pasal 302, dan satu-satunya hukuman dari pelanggaran pasal ini adalah hukuman gantung sampai mati.

Seperti halnya banyak terdakwa lainnya, walaupun pada saat interogasi oleh polisi Yacob mengaku salah, tetapi ketika masuk pengadilan, sudah tentu Yacob dan kuasa hukumnya berkelit demi menghindari hukuman mati. 

Di pengadilan, Yacob menyampaikan apa yang terjadi menurut versinya. Yacob mengaku bahwa memang terjadi keributan antara dirinya dan Along ketika mereka berada di dalam mobil yang sedang berjalan itu. Kemudian ketika sampai di hutan Genting Peres, tiba-tiba Yacob ingin buang air kecil. Mereka pun berhenti dan Yacob pun mengajak Along untuk turun bersama. Setelah itu tiba-tiba Along pun hilang entah kemana. Dan ketika ditanya tentang penyebab kehilangan Along, Yacob mengatakan bahwa Along diculik oleh orang atau kelompok tertentu untuk meminta uang tebusan.

Pernyataan Yacob dibantah habis-habisan oleh jaksa penuntut umum (JPU). Menurut JPU, kalau memang Yacob mau kencing, untuk apa Yacob mengajak Along?? Apakah mereka berdua mau kencing bareng, atau Yacob ingin dilihat oleh Along?? Jelas tidak masuk akal. Dan soal dugaan Along diculik, terbukti bahwa orang-orang yang menelpon ayah Along untuk meminta tebusan hanyalah orang-orang iseng.

Ini pun diperkuat dengan kesaksian teman Yacob sebagai supir mobil tersebut, yang bingung kenapa ketika ia kembali ke hutan itu, hanya ada Yacob dan tidak ada Along, dan Yacob pun menjawab "udahlah, biarin aja dia..." dan pada saat berita kehilangan Along mulai tersebar dan teman Yacob ini menghubunginya lagi untuk mengkonfirmasi kejadian ini, Yacob hanya menjawab "udah kamu tenang aja, kalau ada apa-apa biar aku yang tanggung,".

Persidangan ini memakan waktu yang lama, selama lebih dari 2 tahun. Di akhir proses persidangan, pada tanggal 10 April 2002, Pengadilan Tinggi Seremban menyatakan bahwa pernyataan Yacob hanyalah penyangkalan yang tidak berdasar, dan walaupun DNA Yacob tidak ditemukan pada jenazah Along, pengadilan tegas menyatakan bahwa Yacob terbukti membunuh Along dengan cara mencekik lehernya dengan celana jeans yang dipakai oleh Along sendiri. Oleh karena itu, pengadilan tidak menjatuhkan hukuman lain kecuali hukuman gantung sampai mati kepada Kopral Dua Mohammad Yacob Dimyati atas kesalahannya itu.

Yacob dan kuasa hukumnya pun mengajukan banding ke Mahkamah Rayuan ("rayuan" = "banding") di ibukota negara, tetapi banding itu pun ditolak. Belum puas juga, Yacob kembali mengajukan banding ke pengadilan tertinggi, yaitu Mahkamah Persekutuan (setingkat Mahkamah Agung di Indonesia), tetapi banding itu juga ditolak dan pengadilan tersebut menguatkan vonis mati untuk Yacob.

Satu-satunya harapan bagi Yacob untuk terbebas dari tali gantung adalah memohon grasi atau pengampunan kepada Raja. Sampai saat ini, tidak ada yang tahu pasti nasib Yacob apakah sudah dieksekusi mati atau belum, karena di Malaysia pemerintah tidak melaporkan eksekusi mati kepada media secara terbuka. 

Ada sebuah komen di live chat Garasi TV yang mengatakan bahwa dia menjumpai Yacob di Penjara Kajang menjalani hukuman seumur hidup. Sebaliknya, sebuah artikel di forum IDWS (Indowebster) menyatakan bahwa Yacob telah dieksekusi mati tahun 2013. Entahlah, tetapi yang pasti, sejak 2018 pemerintah Malaysia memberlakukan moratorium (pemberhentian sementara) eksekusi hukuman mati.

Nasib Keluarga Along, Salina, dan Grup Band Spoon

Setelah kejadian itu, butuh waktu bertahun-tahun bagi keluarga Along untuk dapat menerima kenyataan bahwa Along telah pergi untuk selama-lamanya. Mereka juga mengalami kerugian yang diperkirakan sebesar 300.000 Ringgit karena ditipu oleh pihak-pihak yang mengaku menculik Along dan meminta uang tebusan supaya Along dibebaskan.

Salina binti Ali sendiri setelah kasus ini memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya di perusahaan dunia hiburan, dan berjualan nasi lemak untuk menghidupi dirinya dan anak-anaknya. Sudah tentu ia harus berjuang sendiri mengurus keluarganya karena suaminya sudah dijatuhi hukuman mati.

Grup band "Spoon" sendiri, setelah ditinggalkan oleh Along, memiliki vokalis baru yang tak lain dan tak bukan adalah adik Along sendiri yang memiliki nama panggung "Azlong". Namun setelah kejadian itu grup band ini tidak bertahan lama. Setelah menerbitkan album ketiga pada tahun 2000 yang berjudul "Kini", band ini pun bubar.

Walaupun begitu, lagu "Rindu Serindu-Rindunya" tetap menjadi lagu hits yang masih dikenang sampai sekarang, dan termasuk satu dari beberapa lagu slow rock Malaysia era 90an yang populer di Indonesia bahkan hingga saat ini. Lagu in juga sempat dibawakan kembali oleh Firman Siagian (finalis Indonesian Idol & mantan vokalis The Fly) dengan aransemen baru.

Sumber:

Penjelasan kasus ini oleh Syahril A Kadir, wartawan kriminal senior di Malaysia yang turut meliput kasus ini:
www,youtube,com/watch?v=5jaUtPsg9qI

Penjelasan kasus ini oleh Nor Zabetha, pengacara & pengamat hukum terkemuka Malaysia:
www,youtube,com/watch?v=X9ZNh1Sg32s

Sebuah utas kasus ini oleh Sir Kamarul, pengacara dan dosen hukum di Malaysia:
twitter,com/kamarul14/status/1228261296786722816?s=20

Beragam artikel: 
ms,wikipedia,org/wiki/Sabi%27ul_Malik_Shafie
ms,wikipedia,org/wiki/Spoon_(kumpulan_muzik)
thenews,com,my/hiburan/kontroversi/pejam-celik-sudah-genap-22-tahun-arwah-along-spoon-pergi-meninggalkan-kita-rindu-serindu-rindunya/
forum,idws,id/threads/pembunuh-along-vokalis-spoon-dieksekusi-mati.390506/




Posting Komentar

0Komentar

Bagaimana kisah Anda?

Bagaimana kisah Anda?

Posting Komentar (0)

Portal StatistikEditor : Oce E Satria

Artikel diterbitkan oleh NostaBlog . Semoga artikel ini bermanfaat. Silakan bagikan ke media sosial Anda atau mengutip dengan menyertakan link artikel ini sebagai sumbernya. Terimaksih sudah membaca. Simak artikel-artikel menarik lainnya

To Top