NOSTABLOG, Antologi -- Menulis bareng dengan menerbitkan buku menjadi pilihan para penulis untuk menjangkau lebih banyak pembaca. Seperti yang digagas penulis Dyah Rooslina dan sejumlah penulis saat ini. Kali ini mereka akan meluncurkan antologi cerpen yang ditulis berdasarkan inspirasi dari lagu-lagu jadul era 80an dan 90an.
"Jadi naskah yang kita buat ini nantinya adalah naskah yang terinspirasi dari lagu-lagu tahun 80-90an," jelas Dyah.
Di akhir cerita, kata Dyah bisa disebutkan kalau naskah tersebut dibuat terinspirasi dari lagu apa dan penyanyinya. "Boleh disertakan juga penggalan lagunya," ujarnya.
"Jadi, misalnya nih, saya mau nulis cerpen terinspirasi dari lagunya Java Jive yang judulnya 'Kau yang Terindah'. Nah, kita kan tau lirik lagunya seperti apa, yang menceritakan tentang LDR. ya kita bikin cerita tentang LDR," tukuknya.
Ada sejumlah judul lagu 80an dan 90an yang jadi pilihan para penulis antologi BBB. Beberapa di antaranya:
Memori (Ruth Sahanaya) Pergilah Kasih (Chrisye), Berita Kepada Kawan (Ebit G Ade), Yang Terlupakan (Iwan Fals), Lagu Untuk Sebuah Nama (Ebiet G. Ade), Menghitung Hari (Kris Dayanti), Bunda (Melly Goeslaw), Sajadah Panjang (Bimbo) Kala cinta Menggoda (Chrisye), Untukku (Chrisye), Dan (Sheila on 7), Tak Bisa ke Lain Hati (Kla Project), Begitu Indah (Padi), Aku Masih Seperti yang Dulu (Dian Pisesha), Jangan Ada Air Mata (Paramita Rusady), Kau Seputih Melati (Dian Pramana Poetra), Yogyakarta (Kla), Kangen (Dewa 19), Selamat Jalan Kekasih (Chrisye), Ibu (Iwan Fals), Tidurlah Tidur Bidadari Kecilku (Katon Bagaskara), Sleep On The Leftside (Cornership), Kau Datang (Krakatau), Kiss From A Rose (Seal), Kepastian (January Christy) sampai That's Why You Go (Michael Learn to Rock).
Kenapa Kita Memilih Fiksi?
Menurut Dyah, menulis fiksi itu seru. Ia mengemukakam beberapa alasannya. Di antaranya, dengan kisah fiksi yang ditulis, pengarang bisa bersembunyi di balik tokoh. Selain itu pengarang juga bisa menuangkan imajinasi lebih luas dan liar.
Ide, sebut Dyah, boleh dari kisah nyata tapi bisa dikembangkan lagi. Pengarang misalnya, berlatih menceritakan dengan sudut pandang berbeda, bukan opini pribadi.
"Jangan lupa, ide yang kuat akan memberikan kisah yang kuat juga. Kembangkan imajinasi kita, tapi jangan lupa riset agar kisahnya masuk akal. Tulis dulu semua, editlah nanti," pesannya.
Sebanyak 26 judul cerpe bakal menghiasi buku yang direncanakan bakal terbit pertengahan Maret 2021 nanti. Berikut ke-26 cerpenis dan karya mereka;
Kau Takkan Pernah Terganti (Dyah Rooslina), Yang Terlupakan (Westri Eko Bratanti), Bukan Pilihan (Dian Mulia), Cinta Hitam Putih untuk Denia (Oce E Satria), Akhir Cerita Sepasang Merpati (Tina K Hajar), Maafkan Aku yang Mencintainya (Unika W.A), Ketika Senja Mulai Usang (Gwenda Agustina), Tersirat di Matamu (Irma Yuli), Ilusi Cinta yang Tak Terlupakan (Diah Erawati), Kado Terindah di Tahun Baru (Sasi Wahyuningdyah), Setulus Hati Ibu (Dikkeh Hendrasjah), Rembulan itu Kini Berwarna Jingga (Ayu Fajar), dan Kenangan Terindah (Sritina Kusuma), Hai, Asa! (Bibu Nanda), Di Balik Sebuah Karya (Asmaul Husna), Fatamorgana (Era Wijaya), Takdirku, Tak Menjadi Milikmu (Eka Choirotul Umami), Kurelakan agar Engkau Bahagia (Liandi), Tak Berdaya itu Sakit (Ati Mulia), Tentang Rasa (WidhaKasban), Good Bye (Yulia Kartika Sari), Miaw (Shintya Parahita), Sleep on The Left Side (Indra S. Laksmana), Kisah Kasih di Sekolah (Henni M Siregar), Tersisa Angan (Utami Irga), dan Edelweis Merah Jambu (Ndari Soedibyo).
Dyah juga memberikan tips bagi calon pengarang. Penting bagi seorang calon pengarang dan mereka yang sudah menjadi pengarang agar tetap menjaga semangat dan aura positif.
"Hilangkan hal-hal negatif yang bikin kita ngga pede . Kalo ada yang mengkritik, jadikan itu motivasi untuk meningkatkan kualitas diri kita," pungkasnya.
Sepertinya antologi ini bakal jadi kumpulan cerpen paling oke tahun ini. Kita tunggu. (Oce)
Bagaimana kisah Anda?
Bagaimana kisah Anda?